Pada
tahun 1992, untuk pertama kali kasus pengidap virus HIV/AIDS dijumpai di Papua,
khususnya di Merauke. Jumlah pengidap pada saat itu berjumlah 6 orang. Beberapa
diantara pengidap tersebut berkebangsaan Thailand yang bekerja sebagai
nelayan yang beroperasi di Selatan Papua. Para
nelayan yang berwarnegara Thailand
tersebut, bekerja pada kapal-kapal nelayan tersebut seringkali merapat di
pelabuhan Merauke untuk mengisi bahan bakar. Pada saat tersebut, para nelayan
tersebut memanfaatkan peluang untuk melampiaskan keinginan seksnya pada para
pekerja seks yang beroperasi di kota
Merauke. Para nelayan tersebut diduga
merupakan penyebar pertama virus mematikan ini di Papua.
Setelah
sembilan tahun berlalu , Drs. David Wambrauw M.Si (Dosen dan Peneliti pada
Universitas Cenderawasih) mengagas untuk membuat suatu wadah/divisi sebagai kelanjutan dari program studi
kependudukan(PSK) UNCEN dalam bidang penjangkaun dan penanggulangan Infeksi Menular
Seksual (IMS), HIV dan AIDS di kalangan Pekerja Seks Jalan (PSJ) di Kota
Jayapura.
Gagasan
untuk mendirikan divisi kesehatan program pencegahan HIV/AIDS yang secara
mandiri dan berkonsentrasi di bidang pengembangan kesehatan masyarakat
khususnya HIV/AIDS muncul sebagai aktualisasi dari semakin meningkatnya angka
prevalensi dari masyarakat yang terpapar HIV/AIDSdan kian menjadi serius di
Kota Jayapura. Merebaknya kasus HIV/AIDS di Jayapura dari waktu ke waktu dan
merambah keseluruh sendi-sendi social,ekonomi,agama serta peradaban penduduk
Papua lebih banyak disebabkan oleh tingginya perilaku yang berisiko terhadap
infeksi menular seksual (IMS) & HIV/AIDS.
Pada
3 September 2001, didirikanlah Yayasan Harapan Ibu Papua, dengan keinginan
untuk menyelamatkan masyarakat dari epidemi HIV yang sedang merebak saat itu
dan terus meningkat tidak hanya merata
secara geografis, tetapi juga secara jenis kelamin, kelompok umur, kelas sosial
dan tempat kerja. Harapan dan Cita-cita besar dari pendiri Yayasan Harapan Ibu
(YHI) diwujudkan dengan penjangkauan (Pemberian informasi) dan merujuk
(Memeriksakan diri bagi yang merasa berisiko) saat itu pada perempuan-perempuan
asli Papua.
Kini
… Sebelas tahun telah berlalu Yayasan Harapan Ibu terus mengemban cita-cita
pendiri untuk menyelamatkan masyarakat Papua dari ancaman HIV dan AIDS. Tidak hanya perempuan Papua,
namun telah meluas pada setiap Perempuan yang ada di Papua, dan semua orang
yang hidup disini. YHI telah menjangkau Kelompok Sasaran :
Pekerja Seks Jalan (PSJ),Pramuria Bar/Panti Pijat, Waria,TKBM,ABK,Supir, Pengojek,
Laki-laki pekerja seks, serta Masyarakat umum lainnya, di Kota Jayapura- Port
Numbay.
Penjangkauan Intesif dilakukan
dengan Proses Komunikasi Perubahan Perilaku dengan metode : Penyebaran Media
Komunikasi Informasi dan Edukasi secara individu dan
kelompok,penyuluhan,pemutaran film dan cara lain yang tidak membosankan.
Kegiatan laian yang dilakukan YHI adalah : Promosi
Penggunaan Kondom dan Pendistribusian bagi yang membutuhkan,Konsultasi,Konseling
tes HIV dan AIDS,Merujuk kelompok sasaran ke layanan klinik dan Mobile VCT. Untuk
layanan VCT,masih mengakses pada layanan kesehatan masyarakat yang disiapkan pemerintah, yaitu
di Puskesmas terdekat. Pendampingan ODHA (orang hidup
dengan HIV-AIDS) dan Pendampingan bagi kelompok populasi kunci maupun populasi
umum yang negatif HIV,Pelatihan Peer Educator (PE) dari kelompok sasaran ;
PSJ,Waria,Pramuria,Supir,Pengojek, Pelatihan Fasilitator Kampung (FK) dan
Community Organizer (CO), Pelatihan Pengelola Outlet
Kondom, Pelatihan Ketrampilan bagi ODHA.
Program Kekerasan Berbasis Gender (GBV) yang dilakukan di Kota Jayapura pada tahun 2010-2011 dan juga Bekerja sama dengan stakeholder untuk pelaksanaan program-program yang ada
Program Kekerasan Berbasis Gender (GBV) yang dilakukan di Kota Jayapura pada tahun 2010-2011 dan juga Bekerja sama dengan stakeholder untuk pelaksanaan program-program yang ada
Tantangan
yang paling berat pada program yang sedang dikerjakan YHI adalah :masih
kurangnya kepedulian masyarakat pada masalah kesehatan secara khusus kasus HIV
dan YHI belum punya klinik sendiri. Peluang untuk mengembangkan parogram
sangat terbuka karena informasi masih kurang, belum semua orang di Papua
menerima info disisi lain Kasus HIV di Papua telah memasuki general epedimic
(Hasil STBP 2006) dimana perlu penanganan yang lebih serius didukung dengan sumber
daya manusia yang berkualitas,rasa kepedulian yang tinggi serta pendanaan yang
cukup .
Dengan
perjalanan panjang suka dan suka dalam melayani masyarakat di Kota Jayapura,
Kota Sentani, YHI berharap dapat melebarkan sayap untuk bisa menolong masyarakat
yang lebih luas dan lebih banyak. Hormat
dan terimakasih pada pendiri Yayasan Harapan yang mempunyai cita-cita luhur dan
harapan yang besar bagi keselamatan orang di Tanah Papua. (oleh : Veneranda.Kirihio. Direktris YHI)